Variasi Morfologi Tanaman Kelengkeng Diamond (Dimocarpus longan)
Genetika adalah
ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk
beluknya secara ilmiah.senyawa kimia di dalam inti sel (uanine) yang disebut asam nukleat (Dwijoseputro, 2007). Beberapa makhluk hidup yang sering
kita lihat setiap hari memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut dikendalikan oleh gen. Karakteristik yang berbeda menimbulkan adanya
variasi. Genetika
berperan dalam mempelajari ilmu tentang
apakah keragaman sifat suatu organisme itu diwariskan atau tidak, atau
mempelajari apa yang menyebabkan timbulnya keragaman/variasi.
Variasi sangat berpengaruh dalam
keanekaragaman makhluk hidup, tanpa adanya variasi genetik, setiap perubahan
lingkungan yang mendadak akan memusnahkan suatu jenis pada habitat
alaminya. Berdasarkan penyebab timbulnya variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh
faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun
dari satu sel ke sel lainnya. Penyebab lainnya adalah variasi non genetik atau
variasi lingkungan yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: suhu,
intensitas cahaya, kelembaban, pH, dan kesuburan tanah.
Variasi dapat dibagi menjadi
variasi yang
bersifat kuantitatif
(seperti
panjang, lebar, tinggi, berat, dan sebagainya) dan variasi yang bersifat
kualitatif
(seperti warna kulit, bentuk, dan sebagainya). Sifat kuantitatif bersifat “kontinue” atau
berurutan / berkelanjutan.
Sedangkan sifat Kualitatif disebut juga “diskontiue” atau
tidak berurutan / tidak berkelanjutan. Dalam genetika, karakter yang berbeda secara kuantitatif
biasanya ditentukan oleh banyak gen (poligenik) dan karakter yang berbeda
secara kualitatif biasanya ditentukan oleh satu gen (monogenik).
Lengkeng
(Dimocarpus longan) diduga berasal dari Myanmar, kemudian menyebar
ke Cina Selatan, Taiwan, dan Thailand Utara. Namun, jenis-jenis liar banyak
ditemukan di Kalimantan Timur dengan nama buku, ihaw, medaru, kakus, atau mata
kucing (Euphoria malesianus). Di Indonesia, lengkeng terdapat di sekitar
Temanggung dan Magelang, dan beberapa tempat di Jawa Timur (Malang) Buah
lengkeng berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar kelereng. Buah ini
bergerombol pada malainya. Kulit buahnya berwarna cokelat muda sampai kehitaman
dengan permukaan agak berbintil-bintil. Daging buahnya berwarna putih bening
dan berair. Rasanya sangat manis dengan aroma harum yang khas. Bijinya
berbentuk bulat, terdiri dari dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna
hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit
minyak, dan saponin (Sunarjono, 2007).
Morfologi tanaman adalah ilmu
yang mengkaji berbagai organ tanaman, baik bagian-bagian, bentuk maupun
fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar yaitu akar,
batang, dan daun.
Ø Daun
dan batang
Lengkeng memiliki habitus yang sangat menarik, bentuk kanopi
seperti payung. Berdaun rimbun, mirip daun rambutan kapulasan yaitu berukuran
kecil, panjang (dengan daun meruncing), dan berwarna hijau gelap. Batangnya
bercabang banyak, arah cabang mendatar dan rapat (Sunarjono, 2007).
Ø
Bunga
Bunga lengkeng berumah dua, tetapi ada pula yang berumah
satu (hermaprodit). Tanaman jantan hanya mempunyai benang sari (staminate) saja
tanpa menunjukkan adanya putik (pistil) (Sunarjono, 2007).
Ø Buah
Bentuk buah umumnya bulat hingga lonjong dan berwarna hijau.
Setelah matang (tua), buah berwarna kecokelatan. Bijinya satu, bulat, dan
berwarna kehitaman. Biji tidak dapat disimpan lama karena cepat berkecambah
setelah dilepas dari dagingnya. Daging buah terasa manis sekali dan harum
(Sunarjono, 2007).
Ø Akar
Tanaman lengkeng berakar tunggang dan akar
samping berjumlah banyak,
panjang, dan kuat (Sunarjono, 2007).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Spesies : Dimocarpus longan L.
Data Observasi
Tanaman Kelengkeng
No.
|
Panjang tanaman
(cm)
|
Warna Daun
|
Lebar Daun
(cm)
|
Panjang Daun
(cm)
|
Diameter Batang
(cm)
|
1
|
52
|
Hijau tua
|
1
|
10,5
|
3,5
|
2
|
54
|
Hijau muda
|
3,9
|
8,5
|
3,8
|
3
|
50
|
Hijau tua
|
4,2
|
8,5
|
3,8
|
4
|
54
|
Hijau muda
|
3
|
6,5
|
3,2
|
5
|
66
|
Hijau muda
|
3,7
|
9,5
|
3,3
|
6
|
52
|
Hijau muda
|
3,7
|
13
|
3,1
|
7
|
42
|
Hijau tua
|
3
|
6,5
|
3,6
|
8
|
62
|
Hijau tua
|
3,5
|
10
|
4
|
9
|
82
|
Hijau tua
|
3
|
10,5
|
3,4
|
10
|
60
|
Hijau muda
|
3,5
|
12
|
3,5
|
11
|
79
|
Hijau tua
|
3,5
|
9
|
4,6
|
12
|
62
|
Hijau tua
|
3
|
8,5
|
3,6
|
13
|
50
|
Hijau tua
|
3,5
|
10
|
2,9
|
14
|
70
|
Hijau tua
|
3
|
8,5
|
3,8
|
15
|
90
|
Hijau muda
|
3,5
|
10
|
3,7
|
16
|
46
|
Hijau tua
|
2,5
|
10
|
3,5
|
17
|
62
|
Hijau tua
|
4
|
8,5
|
3
|
18
|
68
|
Hijau tua
|
3,5
|
12
|
4,8
|
19
|
47
|
Hijau tua
|
3
|
12,5
|
3,8
|
20
|
67
|
Hijau muda
|
4,5
|
13
|
3,5
|
21
|
60
|
Hijau muda
|
4
|
14,5
|
3,5
|
22
|
64
|
Hijau tua
|
3,5
|
11,5
|
3,2
|
23
|
58
|
Hijau muda
|
3,5
|
12
|
4,3
|
24
|
50
|
Hijau tua
|
3,5
|
9,5
|
2,9
|
25
|
47
|
Hijau tua
|
4,5
|
11,5
|
4,5
|
26
|
57
|
Hijau tua
|
4,5
|
19
|
3,5
|
27
|
102
|
Hijau tua
|
5
|
11,5
|
4
|
28
|
103
|
Hijau kuning
|
5,1
|
10,5
|
5
|
29
|
120
|
Hijau muda
|
5
|
10
|
8
|
30
|
87
|
Hijau tua
|
6
|
13,5
|
8,5
|
31
|
130
|
Hijau kuning
|
6
|
16
|
8
|
32
|
138
|
Hijau kuning
|
5
|
13
|
9
|
33
|
132
|
Hijau tua
|
4
|
14
|
6,5
|
34
|
180
|
Hijau tua
|
4
|
13
|
12
|
35
|
75
|
Hijau muda
|
4
|
16
|
6
|
36
|
70
|
Hijau tua
|
4
|
16
|
6,5
|
37
|
80
|
Hijau tua
|
4
|
12
|
4
|
38
|
134
|
Hijau muda
|
3
|
10
|
5
|
39
|
87
|
Hijau muda
|
3
|
11
|
4,5
|
40
|
88
|
Hijau muda
|
3
|
8
|
4
|
41
|
97
|
Hijau muda
|
3
|
9
|
4
|
42
|
63
|
Hijau tua
|
3
|
7
|
5
|
43
|
93
|
Hijau tua
|
3
|
12
|
4,5
|
44
|
84
|
Hijau muda
|
3
|
6
|
5
|
45
|
28
|
Hijau muda
|
3
|
8
|
2
|
46
|
74
|
Hijau tua
|
4
|
11
|
3
|
47
|
59
|
Hijau muda
|
3
|
7
|
1,5
|
48
|
27
|
Hijau muda
|
4
|
11
|
1
|
49
|
99
|
Hijau tua
|
3
|
9
|
4
|
50
|
36
|
Hijau tua
|
3
|
8
|
1
|
Tidak ada komentar untuk "Variasi Morfologi Tanaman Kelengkeng Diamond (Dimocarpus longan)"